Pembiayaan Ekspor Pra Pengapalan (Pre Export Financing)

13 November 2024

Pembiayaan Ekspor Pra Pengapalan (Pre Export Financing)

Salah satu peran Export Credit Agency (ECA) adalah memberikan keyakinan kepada pihak perbankan atau lembaga keuangan yang menyalurkan kredit atau pembiayaan kepada Eksportir yang membutuhkan bahan baku dan/atau bahan penolong dalam proses produksinya, yang dibeli dari Supplier baik lokal maupun impor.

ECA melalui produknya Export Credit Insurance dapat mengcover risiko perbankan atau lembaga keuangan yang memberikan kredit pra pengapalan/pengiriman yaitu apabila barang sudah dikirimkan kepada Buyer/Importir namun tidak memperoleh pembayaran/proceeds ekspor yang digunakan untuk pelunasan kredit oleh Eksportir. Gagal bayar tersebut yang disebabkan oleh risiko komersial atau politik dari negara Buyer.

Pada beberapa inisiasi, terdapat lembaga keuangan atau perbankan yang dapat memberikan kredit pra pengapalan ini tanpa meminta jaminan fixed asset (tanah/bangunan) namun cukup bahan baku/penolong atau barang yang dibiayai yang berupa stock/ persediaan. Pembiayaan/kredit tidak diberikan 100% dari kebutuhan pembelian raw material, namun terdapat self financing Eksportir yang berkisar 10% – 30% sesuai assesment yang dilakukan pihak perbankan terhadap kinerja Eksportir/ Debitur yang ditunjukkan dari financial report (audited) maupun aspek-aspek critical lainnya.

Sebagai mitigasi risiko atas pembiayaan pra pengapalan, selain dicover Asuransi Ekspor/ Export Credit Insurance, dana untuk pembelian bahan baku/ bahan penolong oleh Eksportir/Debitur akan langsung ditransfer ke rekening Supplier oleh pihak bank/lembaga keuangan/kreditur sehingga minimize penyalahgunaan kredit/ side streaming.

Dalam upaya peningkatan devisa nasional dimana salah satunya melalui kegiatan ekspor, peran Export Credit Agency dan perbankan atau lembaga keuangan baik lokal maupun yang memiliki afiliasi global/ joint venture yang mendukung ekspor perlu ditingkatkan. Perlunya sinergitas untuk dapat mengoptimalkan peran masing-masing entitas dalam pembangunan nasional melalui dukungan terhadap peningkatan nilai devisa ekspor Indonesia khususnya non migas.