Jakarta, 31 Desember 2024 – Asuransi Asei menggelar Townhall Meeting Akhir Tahun 2024 yang diikuti oleh jajaran Direksi dan seluruh pegawai baik di Kantor Pusat maupun Kantor Cabang. Acara ini menjadi momen strategis untuk merefleksikan pencapaian perusahaan selama tahun 2024 sekaligus memantapkan resolusi baru untuk pencapaian kinerja perusahaan tahun 2025 yang jauh lebih baik. Acara ini diakhiri dengan do’a bersama menutup akhir tahun 2024 sekaligus untuk mengawali langkah baru di tahun 2025 yang akan datang.
Bulan: Desember 2024
Aturan Asuransi Kredit Berlaku, Asei Siapkan Strategi Mitigasi Moral Hazard di Pinjol
Asuransi Asei Indonesia menanggapi kekhawatiran terkait risiko moral hazard dalam skema P2P lending alias pinjaman online (pinjol).
Oleh :Akbar Maulana al Ishaqi Akbar Maulana al Ishaqi – Bisnis.com Rabu, 31 Desember 2024
Bisnis.com, JAKARTA – PT Asuransi Asei Indonesia menanggapi kekhawatiran terkait risiko moral hazard dalam skema P2P lending alias pinjaman online (pinjol). Risiko ini mencuat akibat potensi peminjam sengaja tidak melunasi utangnya karena mengetahui pinjaman mereka dilindungi asuransi kredit.
Direktur Utama PT Asuransi Asei Indonesia Dody Achmad Sudiyar Dalimunthe menegaskan bahwa tertanggung asuransi kredit pada dasarnya adalah pihak kreditur, bukan debitur. Risiko utama dalam skema ini terjadi jika debitur gagal membayar pinjaman sesuai ketentuan. Dengan demikian, debitur tidak mengetahui bahwa pinjamannya di-cover dengan asuransi kredit. Adapun asuransi kredit bagi lender P2P lending ini bukan menjadi mandatori atau kewajiban. Artinya, tidak semua pinjaman yang disalurkan P2P lending mendapat perlindungan asuransi.
Dody menekankan bahwa prosedur yang baik harus diterapkan untuk menghindari potensi moral hazard. “Sebagai pihak yang dijamin asuransi, debitur harus memiliki eligibilitas seperti kondisi aset, likuiditas, termasuk prospek usaha ke depan yang menunjukkan kemampuan mendapatkan dana untuk pembayaran kembali pinjamannya. Ketentuan ini harus menjadi prosedur atau SOP bagi kreditur dan debitur guna menghindari moral hazard,” kata Dody kepada Bisnis, Senin (30/12/2024).
Selain itu, ia menyoroti peluang kerja sama asuransi dengan platform P2P lending untuk memperluas penetrasi produk asuransi. Risiko yang dihadapi kreditur dalam skema ini dianggap bisa dikelola dengan produk asuransi kredit, terlebih mengingat tingginya rasio ketidakmampuan bayar debitur.
“Sejauh ini informasi loss ratio ketidakmampuan bayar debitur P2P lending cukup tinggi, dan itu menjadi peluang kerja sama asuransi kredit antara kreditur dengan asuradur,” jelas Dody.
Penerapan manajemen risiko asuransi kredit dinilai dapat membantu kreditur memperbaiki manajemen pemberian pinjaman. Dengan demikian, kualitas bisnis P2P lending pun dapat meningkat seiring penurunan rasio gagal bayar debitur.
Di sisi lain, Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda, mengingatkan adanya risiko moral hazard yang harus diantisipasi.
“Ketika borrower tahu bahwa uang investasi lender diasuransikan, ada kemungkinan moral hazard yang terjadi. Maka harus dipikirkan langkah untuk meminimalisir moral hazard ini. Jika tidak ada langkah mitigasi, ini hanya memindahkan masalah ke industri asuransi,” kata Huda.
Menurut Huda, perlindungan asuransi kredit memang memberikan rasa aman bagi pemberi pinjaman, tetapi langkah mitigasi yang tepat diperlukan agar risiko baru tidak muncul dan membebani industri asuransi.
Note:
Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul “Aturan Asuransi Kredit Berlaku, Asei Siapkan Strategi Mitigasi Moral Hazard di Pinjol”, Klik selengkapnya di sini: https://finansial.bisnis.com/read/20241231/215/1827994/aturan-asuransi-kredit-berlaku-asei-siapkan-strategi-mitigasi-moral-hazard-di-pinjol.
Penulis : Akbar Maulana al Ishaqi – Bisnis.com
Sekilas industri Asuransi Kredit Ekspor dan Investasi Dunia
Dikenal sebagai The International Union of Credit & Investment Insurers, Berne Union adalah asosiasi nirlaba internasional dan komunitas untuk industri asuransi kredit dan investasi ekspor global.
Pada pertemuan tahunan Berne Union di Hamburg pada bulan November 2024, dihadiri lebih 300 peserta dari 89 lembaga kredit ekspor yang membahas kolaborasi dalam lingkungan perdagangan dunia yang semakin kompleks.
Industri kredit ekspor global telah memasuki fase pertumbuhan baru, Berne Union melaporkan USD 2,46 triliun dalam komitmen baru untuk semester pertama tahun 2024, meskipun terdapat ketegangan geopolitik dan ketidakpastian ekonomi yang meningkat.
Dilaporkan bahwa kredit ekspor jangka menengah dan panjang (MLT/medium long-term credit) menunjukan kinerja yang sangat kuat, melonjak 22% menjadi USD 73 miliar. Pertumbuhan ini didorong oleh proyek-proyek infrastruktur yang signifikan, termasuk peluncuran 5G di India dan pabrikan besar baterai di Jerman dan Prancis. Sektor transportasi tetap mendominasi, ditambah proyek substansial kapal pesiar dan kargo.
Pertumbuhan kredit jangka pendek (short-term credit) melandai menjadi hanya 1%, menunjukkan perlambatan yang signifikan dalam ekspansi pasca-pandemi, terutama di Eropa dan Amerika Utara. Meskipun terjadi perlambatan, modal kerja dan ekspor produk menunjukkan pertumbuhan yang kuat sebesar 24% menjadi USD 32 miliar.
Industri kredit ekspor menghadapi tantangan yang meningkat dari risiko geopolitik, dengan klaim asuransi terkait risiko politik meningkat tajam pada paruh pertama tahun 2024. Klaim yang terkait Rusia mengalami peningkatan yang signifikan. Selain itu, kesulitan kredit yang dijamin pemerintah (sovereign risk) di Ghana, Zambia dan Ethiopia berkontribusi pada klaim politik jangka menengah dan panjang yang meningkat sebesar USD 2,2 miliar.
Transisi hijau tetap menjadi fokus utama, USD 5,8 miliar dialokasikan untuk proyek energi terbarukan. Perdagangan internasional tetap menjadi tulang punggung ekonomi global dan walaupun terdapat risiko-risiko yang kompleks, di sisi lain membawa peluang yang luar biasa.
Meskipun total klaim mencapai USD 5 miliar, industri kredit ekspor mempertahankan posisi yang relatif stabil karena pertumbuhan bisnis yang kuat. Keanggotaan Berne Union, yang terdiri dari 84 lembaga termasuk lembaga kredit ekspor yang didukung pemerintah dan perusahaan asuransi swasta, saat ini telah memberikan perlindungan risiko pembayaran setara dengan sekitar 14% dari perdagangan dunia tahunan.
Asuransi Asei sebagai salah satu member Berne Union berupaya meningkatkan perannya mendukung Eksportir melakukan transaksinya tanpa rasa takut termasuk dalam ekspansi pasar baru khususnya ke negara non tradisional melalui Export Credit Insurance untuk Short Term credit transaction dengan tenor maksimum 180 hari dari tanggal pengiriman, termasuk opsi pembiayaan post shipment dari Perbankan dengan proteksi Export Bill Insurance.